FITRI

FITRI

Jumat, 03 Januari 2014

Pentingnya Kualitas Tes dalam Penilaian Hasil Belajar


Peningkatan kualitas pendidikan dapat didukung dengan perbaikan sistem penilaian. Perbaikan sistem penilaian di sekolah perlu dipertimbangkan dengan segala komponen yang mendukung pelaksanaan penilaian tersebut. Salah satu komponen penting berkaitan dengan sistem penilaian adalah pengukuran. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Makalah ini dimaksudkan untuk membahas ciri-ciri tes hasil belajar yang baik, agar nantinya jika melakukan tes hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun ciri-ciri tes hasil belajar yang baik yaitu valid, reliable, obyektif, praktis. Tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut tepat, benar, shahih atau absah telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik.
Tes dinyatakan reliabel (=reliable) apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama sistem skoringnya. Tes bersifat praktis (practicability) dan ekonomis apabila dilaksanakan dengan mudah, sederhana, dan lengkap.. Dengan kualitas tes hasil belajar yang baik maka akan mendukung terlaksananya penilaian yang sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Kata kunci: valid, reliable, obyektif, praktis.

A.    PENDAHULUAN
Kegiatan utama dalam pendidikan adalah pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan inilah yang menjadi sorotan pertama masyarakat dalam memandang pendidikan secara luas. Pelaksanaan pembelajaran terus diperhatikan dalam pelaksanaanya. Kritikan-kritikan bermunculan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dinilai kurang kondusif dalam menyiapkan peserta didik untuk dapat menghadapi tantangan globalisai. Salah satu komentar yang dikemukakan oleh Indra Djati (Anita: 2006) yaitu bahwa pendidikan belum berhasil mengikuti perubahan yang terjadi di kalangan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka sekolah harus mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran yang sudah diadakan selama ini. Sekolah harus meningkatkan perhatian dan melakukan perubahan terhadap aspek-aspek pembelajaran.
Pembelajaran menurut Ralph Tyler (Anita : 2006) memiliki empat komponen utama, yaitu tujuan, materi, metode/ media, dan penilaian. Keempat komponen tersebut saling berkaitan dan mendukung. Keempat komponen ini juga menjadi sorotan besar masyarakat dalam menilai pendidikan terutama terhadap penilaian. Tak jarang masyarakat menganggap penilaian belum dilaksanakan sebagai mestinya. Sistem penilaian yang dilakukan di sekolah sering kali mendapat keraguan masyarakat sehingga memunculkan berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Berdasarkan hal tersebut sudah sebaiknya diadakan perbaikan atau koreksi mengenai sistem penilaian yang selama ini dilaksanakan.
Perbaikan sistem penilaian di sekolah perlu dipertimbangkan dengan segala komponen yang mendukung pelaksanaan penilaian tersebut. Salah satu komponen penting berkaitan dengan sistem penilaian adalah pengukuran. Pengukuran dalam bahasa inggris dikenal dengan measurement yang dapat diartikan dengan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingan sesuatu dengan atas dasar ukuran tertentu. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Dengan alat pengukur berupa tes tersebut, maka guru akan berhasil mengetahui adanya perbedaan antar peserta didik. Suatu tes dapat disebut valid jika tes tersebut benar-benar mampu menilai apa yang harus dinilai. Tes tersebut, jika digunakan dapat mencapai sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain, sebagai alat pengukuran, tes tersebut merupakan alat yang jitu dan cermat karena telah mengalami try-out dan perbaikan-perbaikan sehingga akhirnya merupakan tes standar.
Suatu tes disebut andal (dapat dipercaya) jika tes tersebut menunjukan ketelitian dalam pengukuran. Salah kompetensi yang harus dimiliki guru professional di sekolah adalah kemampuan untuk melaksanakan penilaian terhadap hasil belajar siswa dalam PBM yang dilaksanakan. Pada umumnya, penilaian yang dilaksanakan berupa penilaian formatif, sumatif, dan remedial/her ( perbaikan). Dengan mempertimbangakan prinsip dasar tes dan fungsinya dalam penilaian hasil belajar siswa di sekolah maka jelas bahwa tes buatan guru yang digunakan (formatif, sumatif, dan remedial/her) penting perananannya untuk menentukan prestasi siswa, keberhasialn PBM yang dikelola guru, program pengajaran di sekolah, dan sekaligus menentukan mutu pendidikan. Karena itu, dalam membuat dan mengembangkan tes, guru harus menyusunnya dengan baik.
Dengan demikian maka guru harus mengetahui ciri-ciri tes hasil belajar yang baik agar penggunaannya dapat sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Kualitas hasil tes yang baik secara tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas sistem penilaian yang dilaksanakan sehingga penting bagi guru untuk mengetahui ciri-ciri dari tes hasil belajar yang baik.

B.     PEMBAHASAN
1)      Tes dan Hasil Belajar
Kata tes berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam logam mulia yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan alat berupa piring akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang bernilai tinggi. Dalam perkembangannya dan seiring kemajuan zaman tes berarti ujian atau percobaan. Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan uraian diatas yaitu test, testing, tester dan testee, yang masing-masing mempunyai pengertian berbeda namun erat kaitannya dengan tes.
a)        Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
b)        Testing berarti saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saat pengambilan tes.
c)        Tester artinya orang yang melaksanakan tes atau orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden.
d)       Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes.
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

2)      Ciri-Ciri Tes Hasil Belajar Yang Baik
Dalam melakukan tes hasil belajar kepada testee, kita harus memperhatikan ciri-ciri tes yang baik agar nantinya dapat tercapai apa yang kita inginkan dari pelaksanaan tes tersebut. Ada empat ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar, sehingga tes tersebut dapat dinyatakan sebagai tes yang baik, yaitu 1. Valid, 2. Reliable, 3. obyektif, 4. Praktis.
a)        Valid
Ciri pertama dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau memiliki validitas. Kata ” valid “ sering diartikan dengan tepat, benar shahih, absah, jadi kata valid dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan. Apabila kata valid tersebut dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar, secara absah, atau secara shahih, dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut (sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik) dengan secara tepat, benar, shahih atau absah telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Untuk menetapkan apakah sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas atau daya ketepatan mengukur atau kah belum dapat dilakukan penganalisisan secara rasional atau secara logika (logical analysis) dan dapat pula dilakukan penganalisisan secara emperik (empirical analysis). Ada 4 macam validitas:
a.       Validitas Isi
Yaitu untuk mengetahui kajian dari suatu instrumen ditinjau dari segi isi instrumen tersebut yang dilakukan dengan jalan membandingkan isi instrumen dengan komponen-komponen yang harus diukur.
b.      Validitas Susunan
Untuk mengetahui apakah suatu instrumen memenuhi syarat-syarat validitas susunan atau tidak, maka harus membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat penyusunan instrumen yang baik.
c.       Validitas Bandingan
Kejituan suatu instrumen dilihat dari korelasinya terhadap keadaan yang sebenarnya dari responden tersebut saat pengukuran dilakukan.
d.      Validitas Ramalan
Kejituan dari suatu instrumen ditinjau dari kemampuan instrumen tersebut meramalkan keadaan individu pada masa yang akan datang.
b)        Reliabel
Ciri kedua dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut telah memiliki reabilitas atau bersifat reabel. Kata “Reliabilitas” serin diterjemahkan dengan keajegan (=stability) atau kemantapan (=consistency). Apabila istilah tersebut dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur mengenai keberhasilan belajar peseera didik, maka sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabel (=reliable) apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Dengan demikian suatu ujian dikatakan telah memiliki reliabilitas (=daya keajegan mengukur). Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa perinsip reliabilitas akan menyangkut pertanyaan : “seberapa jauhkah pengukuran yang dilakukan secara berulangkali terhadap subjek atau kelompok subjek yang sama, memberikan hasil-hasil yang relatif tidak mengalami perubahan”. Bila hasil-hasil yang diperoleh selalu sma (setidaknya mendekati sama), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur berupa tes tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi jadi prinsip reliabilitas menghendaki adanya keajegan dari hasil pengukuran yang berulang-ulang terhadap seorang subjek atau sekelompok subjek yang sama, dengan catatan bahwa subjek yang diukur itu tidak mengalami perubahan.
Konsep reliabilitas mendasari kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu sebagai susunan dari kelompok itu mungkin berubah karenanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reliabilitas adalah sebelum mengadakan tes harus diperhatikan terlebih dahulu keadaan fisik dan lingkungan di sekitar testi dan jika korelasi mendekati satu atau kurang dari satu maka ketetapannya reliable tapi kalau korelasi lebih dari satu maka tidak reliable
Ada Tiga jenis pendekatan guna mengetahui apakah sebuah tes hasil belajar telah memiliki reliabilitas yang tinggi atau rendah:
a.       Pendekatan single test atau singletrial,
b.      Pendekatan test retest, 
c.       Pendekatan alternate forms
c)      Obyektif
Ciri ketiga dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat obyektif. Dalam hubungan ini sebuah tes hasil belajar dikatakan sebagai tes hasil belajar yang obyektif, apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan “menurut apa adanya”, ditinjau dari segi isi atau materi tesnya, maka istilah “apa adanya”  itu mengandung pengertian bahwa materi tes tersebut diambilkan atau bersumber dari materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan. Dilihat dari segi pemberian skor dan penetuan nilai hasil tesnya, maka dengan istilah “apa adanya” terkandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor dam penentuan nilai terhindar dari unsure-unsur subyektifitas yang melekat pada diri penyusun tes. Sebagai tester kita harus bisa meghindari sejauh mungkin kemungkinan – kemungkinan munculnya “hallo effect”. Misalnya kita memberikan nilai tinggi pada jawaban yang tulisannnya baik, dan nilai endah padajawaban soal yang tulisannya jelek, padahal jawaban tesebut sama, hal tersebut harus disingkirkan jauh-jauh sehingga tes hasil belajar tersebut menghasilkan nila-nilai yang obyektif. 
d)     Praktis
Tes hasil belajar yang baik adalah, bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat praktis (practicability) dan ekonomis. Bersifat praktis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah, karena tes itu: (a). Bersifat sederhana, dalam arti tidak memerlukan alat yang banyak atau peralatan yang sulit pengadaanya; (b). Lengkap, dalam arti bahwa tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai cara mengerjakanya, kunci jawabanya dan pedoman scoring serta penentuan nilainya. Bersifat ekonomis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut tidak memakan waktu yang panjang dan tidak memerlukan tenaga serta biaya yang banyak.
C.      PENUTUP
Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes hasil Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Dalam menyusun dan melaksanakan  tes hasil belajar agar nantinya sesuai dengan apa yang jita inginkan maka dalam proses penyusunannya kita harus memperhatikan ciri-cri tes hasil belajar yang baik. Ada empat cirri-ciri tes hasil belajar yang baik yaitu yang pertama tes hasil belajar harus bersifat valid atau memiliki validitas, yang kedua yaitu tes hasil belajar harus memiliki sifat reliable (stability atau consisten), yang ketiga yaitu tes hasil belajar harus memiliki sifat obyektif, yang keempat yaitu tes hasil belajar harus memiliki sifat praktis. Peran utama guru dalam penilaian dan pembuatan tes sangat penting mengetahui hal ini karena nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas penilaian yang dilaksanakn guru terhadap hasil belajar peserta didik. 
Penyajian materi mengenai "Pentingnya Kuallitas Tes dalam Penilaian Hasil Belajar" disajikan pula dalam bentuk Power Point sebagai berikut.









DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi, (online), (http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/pengukuran-penilaian-dan-evaluasi.html), diakses pada 8 September 2011
Hany, 2012, cirri – ciri tes hasil belajar yang baik. Tersedia pada. http: //hany.ngrambe.net/2012/11/ evapen - 4–teknik – penyusunan - tes. html diunduh tanggal 22 september 2013
Sudijono, anas. 1996. Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Yus, Anita. 2006. Penilaian Portofolio Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional


1 komentar: