Peningkatan kualitas
pendidikan dapat didukung dengan perbaikan sistem penilaian. Perbaikan sistem
penilaian di sekolah perlu dipertimbangkan dengan segala komponen yang
mendukung pelaksanaan penilaian tersebut. Salah satu komponen penting berkaitan
dengan sistem penilaian adalah pengukuran. Kegiatan pengukuran yang dilakukan
biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak
digunakan. Makalah ini dimaksudkan untuk membahas ciri-ciri tes hasil belajar
yang baik, agar nantinya jika melakukan tes hasil belajar sesuai
dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun ciri-ciri tes hasil
belajar yang baik yaitu valid, reliable, obyektif, praktis. Tes hasil belajar dapat
dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut tepat, benar, shahih atau
absah telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah
dicapai oleh peserta didik.
Tes dinyatakan reliabel (=reliable) apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama sistem skoringnya. Tes bersifat praktis (practicability) dan ekonomis apabila dilaksanakan dengan mudah, sederhana, dan lengkap.. Dengan kualitas tes hasil belajar yang baik maka akan mendukung terlaksananya penilaian yang sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Tes dinyatakan reliabel (=reliable) apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama sistem skoringnya. Tes bersifat praktis (practicability) dan ekonomis apabila dilaksanakan dengan mudah, sederhana, dan lengkap.. Dengan kualitas tes hasil belajar yang baik maka akan mendukung terlaksananya penilaian yang sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Kata kunci: valid, reliable, obyektif, praktis.
A.
PENDAHULUAN
Kegiatan
utama dalam pendidikan adalah pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan inilah yang
menjadi sorotan pertama masyarakat dalam memandang pendidikan secara luas.
Pelaksanaan pembelajaran terus diperhatikan dalam pelaksanaanya.
Kritikan-kritikan bermunculan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dinilai
kurang kondusif dalam menyiapkan peserta didik untuk dapat menghadapi tantangan
globalisai. Salah satu komentar yang dikemukakan oleh Indra Djati (Anita: 2006)
yaitu bahwa pendidikan belum berhasil mengikuti perubahan yang terjadi di
kalangan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka sekolah harus mengkaji ulang
pelaksanaan pembelajaran yang sudah diadakan selama ini. Sekolah harus
meningkatkan perhatian dan melakukan perubahan terhadap aspek-aspek
pembelajaran.
Pembelajaran
menurut Ralph Tyler (Anita : 2006) memiliki empat komponen utama, yaitu tujuan,
materi, metode/ media, dan penilaian. Keempat komponen tersebut saling
berkaitan dan mendukung. Keempat komponen ini juga menjadi sorotan besar
masyarakat dalam menilai pendidikan terutama terhadap penilaian. Tak jarang
masyarakat menganggap penilaian belum dilaksanakan sebagai mestinya. Sistem
penilaian yang dilakukan di sekolah sering kali mendapat keraguan masyarakat
sehingga memunculkan berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. Berdasarkan hal tersebut sudah sebaiknya diadakan perbaikan atau
koreksi mengenai sistem penilaian yang selama ini dilaksanakan.
Perbaikan
sistem penilaian di sekolah perlu dipertimbangkan dengan segala komponen yang
mendukung pelaksanaan penilaian tersebut. Salah satu komponen penting berkaitan
dengan sistem penilaian adalah pengukuran. Pengukuran dalam bahasa inggris
dikenal dengan measurement yang dapat diartikan dengan kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingan sesuatu
dengan atas dasar ukuran tertentu. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya
dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Dengan
alat pengukur berupa tes tersebut, maka guru akan berhasil mengetahui adanya
perbedaan antar peserta didik. Suatu tes dapat disebut valid jika tes tersebut
benar-benar mampu menilai apa yang harus dinilai. Tes tersebut, jika digunakan
dapat mencapai sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan
kata lain, sebagai alat pengukuran, tes tersebut merupakan alat yang jitu
dan cermat karena telah mengalami try-out dan
perbaikan-perbaikan sehingga akhirnya merupakan tes standar.
Suatu tes disebut andal (dapat
dipercaya) jika tes tersebut menunjukan ketelitian dalam pengukuran. Salah
kompetensi yang harus dimiliki guru professional di sekolah adalah kemampuan
untuk melaksanakan penilaian terhadap hasil belajar siswa dalam PBM yang
dilaksanakan. Pada umumnya, penilaian yang dilaksanakan berupa penilaian
formatif, sumatif, dan remedial/her ( perbaikan). Dengan
mempertimbangakan prinsip dasar tes dan fungsinya dalam penilaian hasil belajar
siswa di sekolah maka jelas bahwa tes buatan guru yang digunakan (formatif,
sumatif, dan remedial/her) penting perananannya untuk menentukan prestasi
siswa, keberhasialn PBM yang dikelola guru, program pengajaran di sekolah, dan
sekaligus menentukan mutu pendidikan. Karena itu, dalam membuat dan
mengembangkan tes, guru harus menyusunnya dengan baik.
Dengan demikian maka guru harus
mengetahui ciri-ciri tes hasil belajar yang baik agar penggunaannya dapat
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Kualitas hasil tes
yang baik secara tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas sistem penilaian
yang dilaksanakan sehingga penting bagi guru untuk mengetahui ciri-ciri dari
tes hasil belajar yang baik.
B.
PEMBAHASAN
1)
Tes dan Hasil Belajar
Kata
tes berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan
logam logam mulia yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan alat berupa
piring akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang bernilai tinggi. Dalam
perkembangannya dan seiring kemajuan zaman tes berarti ujian atau percobaan.
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan uraian diatas
yaitu test, testing, tester dan testee, yang masing-masing mempunyai pengertian
berbeda namun erat kaitannya dengan tes.
a)
Tes adalah alat
atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.
b)
Testing berarti
saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saat pengambilan tes.
c)
Tester artinya
orang yang melaksanakan tes atau orang yang diserahi untuk melaksanakan
pengambilan tes terhadap para responden.
d)
Testee adalah pihak
yang sedang dikenai tes.
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa
setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok
bahasan.
2)
Ciri-Ciri Tes Hasil Belajar
Yang Baik
Dalam melakukan tes hasil
belajar kepada testee, kita harus memperhatikan ciri-ciri tes yang baik agar
nantinya dapat tercapai apa yang kita inginkan dari pelaksanaan tes tersebut. Ada
empat ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar, sehingga
tes tersebut dapat dinyatakan sebagai tes yang baik, yaitu 1. Valid, 2.
Reliable, 3. obyektif, 4. Praktis.
a)
Valid
Ciri
pertama dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar
tersebut bersifat valid atau memiliki validitas. Kata ” valid “ sering
diartikan dengan tepat, benar shahih, absah, jadi kata valid dapat diartikan
dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan. Apabila kata valid
tersebut dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka sebuah tes
dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar, secara absah,
atau secara shahih, dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi tes hasil
belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut (sebagai alat
pengukur keberhasilan belajar peserta didik) dengan secara tepat, benar, shahih
atau absah telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah
dicapai oleh peserta didik, setelah menempuh proses belajar mengajar dalam
jangka waktu tertentu. Untuk menetapkan apakah sebuah tes hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas atau daya ketepatan
mengukur atau kah belum dapat dilakukan penganalisisan secara rasional atau
secara logika (logical analysis) dan
dapat pula dilakukan penganalisisan secara emperik (empirical analysis). Ada 4 macam validitas:
a.
Validitas Isi
Yaitu
untuk mengetahui kajian dari suatu instrumen ditinjau dari segi isi instrumen
tersebut yang dilakukan dengan jalan membandingkan isi instrumen dengan
komponen-komponen yang harus diukur.
b.
Validitas Susunan
Untuk
mengetahui apakah suatu instrumen memenuhi syarat-syarat validitas susunan atau
tidak, maka harus membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat
penyusunan instrumen yang baik.
c.
Validitas Bandingan
Kejituan
suatu instrumen dilihat dari korelasinya terhadap keadaan yang sebenarnya dari
responden tersebut saat pengukuran dilakukan.
d.
Validitas Ramalan
Kejituan
dari suatu instrumen ditinjau dari kemampuan instrumen tersebut meramalkan
keadaan individu pada masa yang akan datang.
b)
Reliabel
Ciri kedua dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes
hasil belajar tersebut telah memiliki reabilitas atau bersifat reabel. Kata “Reliabilitas”
serin diterjemahkan dengan keajegan (=stability)
atau kemantapan (=consistency). Apabila
istilah tersebut dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur mengenai
keberhasilan belajar peseera didik, maka sebuah tes hasil belajar dapat
dinyatakan reliabel (=reliable) apabila
hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara
berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang
tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Dengan demikian suatu ujian dikatakan
telah memiliki reliabilitas (=daya keajegan mengukur). Dari uraian
di atas dapat dipahami bahwa perinsip reliabilitas akan menyangkut pertanyaan :
“seberapa jauhkah pengukuran yang dilakukan secara berulangkali terhadap subjek
atau kelompok subjek yang sama, memberikan hasil-hasil yang relatif tidak
mengalami perubahan”. Bila hasil-hasil yang diperoleh selalu sma (setidaknya
mendekati sama), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur berupa tes
tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi jadi prinsip reliabilitas
menghendaki adanya keajegan dari hasil pengukuran yang berulang-ulang terhadap
seorang subjek atau sekelompok subjek yang sama, dengan catatan bahwa subjek
yang diukur itu tidak mengalami perubahan.
Konsep reliabilitas mendasari
kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu sebagai susunan dari
kelompok itu mungkin berubah karenanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
reliabilitas adalah sebelum mengadakan tes harus diperhatikan terlebih dahulu
keadaan fisik dan lingkungan di sekitar testi dan jika korelasi mendekati satu
atau kurang dari satu maka ketetapannya reliable tapi kalau korelasi lebih dari
satu maka tidak reliable
Ada Tiga jenis pendekatan guna
mengetahui apakah sebuah tes hasil belajar telah memiliki reliabilitas yang
tinggi atau rendah:
a. Pendekatan single
test atau singletrial,
b. Pendekatan test
retest,
c. Pendekatan alternate
forms
c)
Obyektif
Ciri ketiga dari tes hasil belajar
yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat obyektif. Dalam
hubungan ini sebuah tes hasil belajar dikatakan sebagai tes hasil belajar yang
obyektif, apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan “menurut apa adanya”,
ditinjau dari segi isi atau materi tesnya, maka istilah “apa adanya” itu
mengandung pengertian bahwa materi tes tersebut diambilkan atau bersumber dari
materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan sesuai atau sejalan dengan
tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan. Dilihat dari segi pemberian
skor dan penetuan nilai hasil tesnya, maka dengan istilah “apa adanya”
terkandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor dam penentuan
nilai terhindar dari unsure-unsur subyektifitas yang melekat pada diri penyusun
tes. Sebagai tester kita harus bisa meghindari sejauh mungkin kemungkinan – kemungkinan
munculnya “hallo effect”. Misalnya kita memberikan nilai tinggi pada jawaban
yang tulisannnya baik, dan nilai endah padajawaban soal yang tulisannya jelek,
padahal jawaban tesebut sama, hal tersebut harus disingkirkan jauh-jauh
sehingga tes hasil belajar tersebut menghasilkan nila-nilai yang obyektif.
d)
Praktis
Tes hasil belajar yang baik adalah,
bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat praktis (practicability) dan ekonomis. Bersifat praktis mengandung pengertian
bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah, karena tes
itu: (a). Bersifat sederhana, dalam arti tidak memerlukan alat yang banyak atau
peralatan yang sulit pengadaanya; (b). Lengkap, dalam arti bahwa tes tersebut
telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai cara mengerjakanya, kunci jawabanya
dan pedoman scoring serta penentuan nilainya. Bersifat ekonomis mengandung
pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut tidak memakan waktu yang panjang
dan tidak memerlukan tenaga serta biaya yang banyak.
C.
PENUTUP
Tes merupakan alat
atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes
hasil Hasil belajar merupakan hasil
yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan
dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi
pelajaran pada satu pokok bahasan. Dalam menyusun dan melaksanakan tes hasil belajar agar nantinya sesuai dengan
apa yang jita inginkan maka dalam proses penyusunannya kita harus memperhatikan
ciri-cri tes hasil belajar yang baik. Ada empat cirri-ciri tes hasil belajar
yang baik yaitu yang pertama tes hasil belajar harus bersifat valid atau
memiliki validitas, yang kedua yaitu tes hasil belajar harus memiliki sifat
reliable (stability atau consisten), yang ketiga yaitu tes hasil
belajar harus memiliki sifat obyektif, yang keempat yaitu tes hasil belajar
harus memiliki sifat praktis. Peran utama guru dalam penilaian dan pembuatan
tes sangat penting mengetahui hal ini karena nantinya akan berpengaruh terhadap
kualitas penilaian yang dilaksanakn guru terhadap hasil belajar peserta didik.
Penyajian materi mengenai "Pentingnya Kuallitas Tes dalam Penilaian Hasil Belajar" disajikan pula dalam bentuk Power Point sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013.
Tersedia pada http://
navelmangelep. wordpress. com/2012/02/29/tes-hasil-belajar/
Anonim.
2008. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi,
(online), (http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/pengukuran-penilaian-dan-evaluasi.html),
diakses pada 8 September 2011
Hany, 2012,
cirri – ciri tes hasil belajar yang baik. Tersedia pada. http:
//hany.ngrambe.net/2012/11/ evapen - 4–teknik – penyusunan - tes. html
diunduh tanggal 22 september 2013
Sudijono, anas.
1996. Evaluasi pendidikan. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Yus, Anita.
2006. Penilaian Portofolio Untuk Sekolah
Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
blognya bagus.. ajarin dong bikinnya
BalasHapus